TIME 17.02.2012 author: rorymab Teks drama legenda banyuwangi Sejarah Minak Jinggo | Cerita Rakyat Damar Wulan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Dongeng Cerita Rakyat Indonesia. Kumpulan dan contoh cerita rakyat & dongeng anak indonesia nusantara tentang legenda danau toba, asal usul candi, hikayat bunga. Cerita Legenda Dalam Bahasa Inggris
Banyuwangi merupakan salah satu destinasi wisata yang cantik di ujung Pulau Jawa. Namun, tahukah kamu bagaimana asal usul Kota Banyuwangi? Kalau belum, simak ulasannya dalam artikel ini, yuk!Penamaan kota-kota di Indonesia tak jarang berasal dari cerita rakyat yang berkembang di daerah setempat. Salah satunya adalah legenda asal usul Kota Banyuwangi yang cukup populer di kalangan jika ingin mengetahui dongengnya lebih detail, barangkali kami bisa menyimak penjelasan mengenai cerita rakyat Kota Banyuwangi dalam artikel ini. Tak hanya pesan moral yang mungkin bisa kamu ambil dari narasinya, ada juga fakta menarik yang barangkali bisa menambah Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal usul Kota Banyuwangi beserta unsur instrinsik di dalamnya? Kalau begitu, langsung cek saja pembahasan lengkapnya di bawah ini, yuk! Pada zaman dahulu kala, wilayah yang belum dikenal sebagai Banyuwangi ini dipimpin oleh seorang bernama Prabu Sulakromo. Dalam urusan kepemimpinannya, ia dibantu oleh seorang patih bernama Patuh Sidopekso. Sang patih sendiri dikenal sebagai seseorang yang setia, berani, dan bertanggung jawab. Patih Sidopekso memiliki seorang istri bernama Sritanjung yang tak hanya cantik jelita, tapi juga mempunyai kepribadian yang luhur. Maka dari itu, bukan sebuah kebetulan kalau Sritanjung banyak menarik perhatian para laki-laki di wilayah itu. Salah satu laki-laki yang ikut tergila-gila pada Sritanjung adalah Prabu Sulakromo. Ia bahkan tak gentar untuk merayu dan membujuk istri Patih Sidopekso untuk mau menjadi pasangannya. Supaya bujukannya berhasil, ia pun sampai mencari ide licik. Sang raja kemudian memerintahkan Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang sebenarnya dirancang supaya mustahil untuk diselesaikan. Sang patih yang setia kepada rajanya melaksanakan tugas itu tanpa rasa curiga sama sekali. Patih Sidopekso kemudian pamit kepada istrinya, Sritanjung demi tugas yang diberikan oleh sang raja. Sritanjung melepas kepergian suaminya dengan dengan hati yang lapang. Ia percaya suaminya akan sukses mengemban tugas kerajaan dan kembali ke sisinya lagi. Prabu Sulakromo Melancarkan Aksinya Setelah perginya Patih Sidopekso, Prabu Sulakromo semakin tidak tahu malu untuk mendekati Sritanjung. Dalam cerita asal usul Kota Banyuwangi, dijelaskan bahwa raja ini terus menggoda istri sang patih dan menjanjikan berbagai hal jika Sritanjung mau berhubungan dengan Prabu Sulakromo. Sritanjung yang tidak mau mengkhianati cintanya pada sang suami bersikeras menolak tawaran Prabu Sulakromo. Wanita ini tetep kekeuh setia menanti sang suami dan terus berdoa agar Patih Sidopekso bisa pulang dengan selamat. Penolakan Sritanjung memancing kemarahan Prabu Sulakromo. Ia tidak terima dengan perlakuan sang istri patih kepadanya dan merasa harga dirinya telah direndahkan. Ia pun kemudian menyusun rencana untuk memfitnah Sritanjung. Setelah berbulan-bulan lamanya, Patih Sidopekso akhirnya kembali dan langsung menghadap ke Prabu Sulakromo untuk melaporkan tugas yang telah berhasil ia selesaikan. Namun, betapa terkejutnya Patih Sidopekso ketika rajanya mengungkapkan apa yang telah diperbuat istrinya selama sang patih pergi. Prabu Sulakromo membohongi Patih Sidopekso kalau istrinya telah berani merayunya walaupun sudah memiliki seorang suami. Sang patih yang mendengarkan pernyataan sang raja merasa malu dan marah kepada istrinya. Ia pun pulang ke rumahnya dengan hati yang diselimuti kekecewaan bercampur kemarahan. Baca juga Dongeng Situ Bagendit beserta Ulasannya, Kisah Menarik yang Sarat Pesan Moral Akhir Hidup Sritanjung Selanjutnya, dalam legenda asal usul Banyuwangi, Patih Sidopekso diceritakan menemui istrinya dan bertanya apakah yang disampaikan oleh sang raja adalah benar adanya. Sritanjung yang mulanya bahagia karena sang suami akhirnya kembali tentu saja merasa tidak terima atas kebohongan yang dibuat oleh Prabu Sulakromo. Sritanjung tentu saja menolak pernyataan sang raja dan mengatakan pada suaminya kalau itu hanyalah fitnah. Wanita cantik ini menekankan kalau ia sama sekali tidak merayu sang raja dan setia menanti kepulangan sang patih. Patih Sidopekso yang telah dibutakan oleh kemarahan dan sakit hati tidak bisa mengendalikan diri dan berpikir bahwa sang raja tak mungkin salah. Ia pun menyeret Sritanjung ke tepi sungai yang keruh sekaligus membawa keris miliknya. Sritanjung yang sadar bahwa ia akan dibunuh akhirnya memohon untuk bisa mengajukan permintaan terakhirnya kepada sang suami. Patih Sidopekso kemudian mendengarkan apa yang diminta oleh istrinya itu. Sritanjung berkata bahwa ia rela dibunuh dan mayatnya diceburkan ke sungai. Jika air sungai semakin keruh dan menimbulkan bau busuk, maka itu tandanya ia telah berkata bohong dan mengkhianati cinta suaminya. Namun, bila airnya menjadi bening dan berbau harum, berarti sang raja telah berbohong dan Sritanjung memang tidak mengingkari cinta Patih Sidopekso. Patih Sidopekso kemudian menusuk kerisnya ke dada sang istri. Darah merah segar mengalir dengan deras dari tubuh Sritanjung hingga wanita ini menghembuskan napas terakhirnya. Lalu, Patih Sidopekso menceburkan mayat sang istri ke dalam sungai. Lama-kelamaan, air sungai yang sebelumnya berwarna keruh berubah menjadi jernih seperti kaca. Selain itu, bau harum juga tercium dari air sungai yang membuat Patih Sidopekso tertegun dan terhuyung-huyung jatuh ke atas tanah setelah mencerna kejadian di depan matanya. Patih Sidopekso sadar kalau istrinya berkata jujur dan ia telah ditipu oleh Prabu Sulakromo. Ia pun kemudian menjerit, “Banyu….. wangi” berkali-kali. Dalam bahasa Jawa, banyu artinya adalah air dan wangi bermakna harum. Peristiwa itulah yang menginspirasi asal usul nama Kota Banyuwangi. Baca juga Legenda Mengenai Asal Usul Danau Toba, Fakta Menarik, dan Ulasan Lengkapnya Unsul Intrinsik dalam Asal Usul Kota Banyuwangi Sumber Instagram – mfirdiyansyah Setelah menyimak tentang dongeng asal penamaan Kota Banyuwangi, rasanya belum lengkap kalau tidak sekalian membahas tentang unsur intrinsik di dalamnya. Kamu bisa menyimak uraiannya dalam penjelasan lengkap berikut ini 1. Tema Inti cerita atau tema dari asal usul Kota Banyuwangi adalah tentang kesetiaan cinta dan kejujuran istri yang tidak dipercaya oleh suaminya. Ketidakpercayaan suami itu akhirnya menelan korban, yakni istri tercintanya sendiri. 2. Tokoh dan Perwatakan Dalam cerita ini, terdapat tiga tokoh yang memiliki peran untuk kelangsungan narasi legenda Kota Banyuwangi. Ketiga tokoh tersebut adalah Prabu Sulakromo, Patih Sidopekso, dan Sritanjung. Prabu Sulakromo digambarkan sebagai sosok yang iri, tak mau kalah, memiliki ego yang tinggi, dan serakah. Ia sama sekali tidak malu untuk merayu Sritanjung walaupun wanita ini telah menjadi istri laki-laki lain. Sementara itu, Patih Sidopekso adalah karakter yang setia dan bertanggung jawab. Sayangnya, kesetiaan berlebihan laki-laki ini kepada sang raja justru menjadi kehancurannya sendiri karena ia tidak percaya pada kejujuran Sritanjung yang merupakan istrinya sendiri. Sritanjung merupakan wanita yang dikenal karena kecantikan parasnya serta budi luhurnya. Ia adalah wanita yang jujur, setia, baik hati, dan bijaksana. Walaupun dituduh berselingkuh dengan sang raja, ia tetap setia dengan Patih Sidopekso dan justru mengorbankan nyawanya sendiri. 3. Latar Tempat kejadian cerita atau latar dalam sejarah asal usul Kota Banyuwangi setidaknya berlangsung di tiga lokasi. Lokasi pertama adalah istana kerajaan di mana Prabu Sulakromo menjalankan tugas sebagai pemimpin kerajaan, rumah Patih Sidopekso dan Sritanjung, serta sungai yang menjadi saksi di mana Sritanjung menghembuskan napas terakhirnya. 4. Alur Alur dari legenda Kota Banyuwangi digolongkan dalam alur maju atau progresif. Cerita diawali dengan ketertarikan Prabu Sulakromo kepada Sritanjung yang kemudian mendorongnya untuk menugaskan Patih Sidopekso supaya berada jauh dari kerajaan agar sang raja bisa bebas merayu Sritanjung. Puncak konflik terjadi ketika Patih Sidopekso dibutakan oleh amarahnya karena merasa dikhianati oleh Sritanjung setelah mendengar pernyataan dari Prabu Sulakromo. Sayangnya, cerita diakhiri dengan kematian Sritanjung karena Patih Sidopekso tidak mau percaya dengan kejujuran wanita ini. 5. Pesan Moral Amanat atau pesan moral dari asal usul Kota Banyuwangi adalah untuk tidak dengan mudah percaya terhadap sesuatu. Apalagi kalau hal itu menyangkut orang terdekat yang sudah kamu kenal lama. Dari Prabu Sulakromo kamu dapat belajar untuk tidak menjadi seseorang yang mau menang sendiri dan memiliki ego yang terlalu tinggi. Sementara itu, Patih Sidopekso meninggalkan pelajaran berharga untuk selalu mencari kebenaran dengan pemikiran yang jernih dan tidak mudah dibutakan oleh amarah. Meskipun Sritanjung pada akhirnya menemui ajal, kebaikan dan kesetiaan cintanya pada sang suami barangkali bisa kamu tiru. Bagaimana pun kejamnya dunia telah memperlakukanmu, yakinlah bahwa kebaikan dan kejujuran yang telah kamu lakukan tidak akan pernah sia-sia. Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik dari legenda penamaan Kota Banyuwangi yang bisa kamu ambil, yakni berdasarkan norma yang berlaku di masyarakat sekitar. Sebut saja nilai moral, budaya, dan sosial. Baca juga Simak Kisah Menarik Asal-Usul Rawa Pening dan Ulasan Lengkapnya di Sini, Yuk! Fakta Menarik Sumber Instagram – jovitaayu Selain ulasan dan unsur intrinsiknya, terdapat juga fakta-fakta menarik yang berhubungan dengan legenda munculnya nama Kota Banyuwangi yang bisa kamu simak. Berikut ini adalah penjelasannya 1. Ada Versi Lain dengan Tokoh yang Berbeda Selain asal usul Kota Banyuwangi versi Sritanjung, ada juga versi lain yang memiliki alur sama tapi dengan nama tokoh yang berbeda. Dalam versi lain, Patih Sidopekso disebut sebagai Raden Banterang dan Sritanjung adalah Surati. Dalam versi ini, diceritakan kalau Surati adalah seorang putri keturunan kerajaan yang berjumpa dengan Raden Banterang di hutan. Karena paras ayunya, Raden Banterang kemudian meminang Surati sebagai istrinya. Cinta mereka diuji ketika kakak Surati meminta wanita ini untuk membalaskan dendam kematian ayah mereka yang dibunuh oleh Raden Banterang. Surati tidak mengiyakan permintaan kakaknya karena ia setia dengan suaminya. Sayangnya, kakak Surati kemudian berjumpa dengan Raden Banterang dan menjebak Surati dengan cara mempengaruhi Raden Banterang kalau istrinya akan mengkhianati sang raden. Pada akhirnya, nasib Surati sama dengan Sritanjung. 2. Adanya Keberadaan Sumur Sritanjung Sumur Sritanjung berlokasi di Jalan Sidopekso nomor 10 A Kelurahan Temenggungan, Kota Banyuwangi. Lebih tepatnya lagi berada di belakang Pendopo Shaba Swagata Blambangan. Diduga, sumur ini dulunya adalah pemandian untuk para putri. Sumur ini adalah sumber mata air yang tak pernah kering walaupun di musim kemarau sekalipun. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, sumur ini akan mengeluarkan bau harum yang menyimbolkan pertanda baik. Sementara itu, jika mengeluarkan bau anyir, artinya akan ada peristiwa buruk yang terjadi. Cerita Rakyat Asal Usul Kota Banyuwangi yang Legendaris Demikianlah asal usul Kota Banyuwangi yang berusaha kamu jelaskan dalam uraian singkat. Semoga saja penjelasan di atas bisa semakin menambah wawasanmu terhadap kota yang dijuluki sebagai Sunrise of Java ini. Selain cerita ini, masih banyak dongeng-dongeng lain yang dapat kamu simak di PosKata. Beberapa di antaranya adalah cerita rakyat Situ Bagendit, asal usul Kota Surabaya, serta cerita tentang Sangkuriang. Selamat membaca! PenulisAulia DianPenulis yang suka membahas makeup dan entertainment. Lulusan Sastra Inggris dari Universitas Brawijaya ini sedang berusaha mewujudkan mimpi untuk bisa menguasai lebih dari tiga bahasa. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
Ceritalegenda kedadeane banyuwangi dalam bahasa jawa saget sesarengan kita pirsani wonten ngandap menika. Di antaranya adalah india tempat gunung meru berasal, kemudian bagian barat, timur, dan barat laut pulau jawa. Gunung paling tinggi di pulau jawa ini ternyata memiliki legenda yang sangat unik.
Sugeng sonten rencang sedaya, pada kesempatan sore hari ini cerita legenda bahasa jawa dengan judul Banyuwangi akan mewarnai kumpulan cerita dalam blog ini. Bagaimana kisah tersebut dapat kita simak di bawah ini. Cerita legenda bahasa jawa, Kedadean Banyuwangi Ing jaman riyen wonten tlatah Jawa Timur gesang Raja lan Permaisuri ingkang sami-sami tresna. Kados pundikemawon permaisuri menika ugi anggadahi paras engkang ayu lan gemati dening keluargi. Gejaba menika piyambake ugi setiya sanget dening garwanipun. Wonten sawijining dinten, Raja nduwe pangangkah kesah datheng ngalas konjuk berburu menjangan utawi sangsam. Raja banjur bidhal kanti rencangi para pengawale. Saksampune dangu wonten ngalas, Raja banjur kondur datheng kraton. Permaisuri bungah sanget nalika ningali Raja kondur. Ilustrasi Cerita Bahasa Jawa Banyuwangi Permaisuri caos pirsa dateng Raja menawi sakjroning Raja kesah wonten tami saking keraton sanes. Nanging nalikaning Raja badhe memoni tamu punika, dumadakan Raja mireng menawi tamu kesebat akrab sanget dening Permaisuri. Kedadean menika anggawe Raja duka uga cemburu lan nuduh Permaisuri sampun selingkuh kaliyan tamu punika. Permaisuri mitadosaken Raja menawi punika mboten leres. Nanging Raja tetap mboten percaya marang Permaisuri. Sinambi nangis banjir eluh Permaisuri criyos “Rama, kula kersa mbuktikaken menawi kula mboten salah, Kula badhe nyemplung wonten kali wingking keraton, menawi mangke toya kali punika mambu busuk, nandake tuduhan Rama dateng kula menika leres. Nanging, menawi toya kali punika wangi, nandake tuduhan dening kula mboten leres, “wilujeng tilar Rama”. Sakwise kedadean kesebat, kali panggen tilaripun Permaisuri punika dipunsukani nami “BANYUWANGI”. Begitulah cerita legenda bahasa jawa yang mengisahkan tentang asal usul Banyuwangi. Semoga dapat menambah wawasan sekaligus menghibur kita semua. klik untuk menyimak
KisahBanyuwangi bermula saat Raja Bantera bertemu dengan seorang gadis cantik di hutan saat dirinya tengah berburu. Gadis tersebut memperkenalkan dirinya sebagai Surati, seorang putri dari kerajaan Kelungkung yang tengah melarikan diri karena konflik di kerajaannya.
Legenda bahasa jawa asal usul Banyuwangi – Konon, riyen kala wilayah ujung wetan Pulau Jawi ingkang alamnya mekaten sae niki dipunpangagengi dening satiyang ratu ingkang nduwe nami Prabu Sulahkromo. Lebet nglampahaken pamerentahanipun piyambakipun dibantu dening satiyang Patih ingkang gagah kendhel, arif, tampan nduwe nami Patih Sidopekso. Semah Patih Sidopekso ingkang nduwe nami Sri Tanjung sangeta sae parase, lembat manah basanipun dadosipun ndamel sang ratu ewah- ewah ingipun. Kajengipun tercapai hasrat sang ratu konjuk membujuk uga merayu Sri Tanjung mila muncullah manah liciknya kaliyan ngengken Patih Sidopekso konjuk nglampahaken jejibahan ingkang mboten bokmenawi sanguh dicapai dening manusia biyasa. Mila kaliyan tegas uga gagah kendhel, tanpa curiga, sang Patih budhal konjuk nglampahaken titah Sang ratu. Sepeninggal Sang Patih Sidopekso, sikap mboten senonoh Prabu Sulahkromo kaliyan merayu uga miawoni Sri Tanjung kaliyan samukawis blenjani daya dilakukanya. Nanging tresna Sang ratu mboten kengantosan uga Sri Tanjung tetap kekah pambadananipun, dados semah ingkang salajeng berdoa konjuk semahipun. Berang uga benter membara manah Sang ratu nalika tresnanipun ditolak dening Sri Tanjung. Nalika Patih Sidopekso wangsul saking misi jejibahanipun, piyambakipun lajeng sowan Sang ratu. Manah busuk Sang ratu muncul, miawoni Patih Sidopekso kaliyan ngantosaken menawi sepeninggal Sang Patih ing kala nglampahaken titah ratu mengker istana, Sri Tanjung ndhatengi uga merayu mawi bertindak serong kaliyan Sang ratu. Waos Ugi Sejarah Kota Banyuwangi dalam bahasa jawa Tanpa ngangen panjang, Patih Sidopekso lajeng memoni Sri Tanjung kaliyan kebak kedukan uga tuduhan ingkang mboten beralasan. Pangulan Sri Tanjung ingkang lugu uga jujur ndamel manah Patih Sidopekso tambah benter nguwawi nepsu uga bahkan Sang Patih kaliyan berangnya mengancam badhe mejahi semah setianya punika. Diseretlah Sri Tanjung datheng tepi lepen ingkang keruh uga kumuh. Nanging sadereng Patih Sidopekso mejahi Sri Tanjung, enten panedha paling akhir saking Sri Tanjung dhateng semahipun, dados bukti kejujuran, kesucian uga kesetiannya piyambakipun rela dipunpejahi uga kajengipun jasadnya diceburkan mlebet lepen keruh punika, menawi rahipun ndamel toya lepen mambet busuk mila badanipun sampun ndamel serong, nanging menawi toya lepen mambet harum mila piyambakipun mboten nglintu. Patih Sidopekso mboten malih saged nguwawi badan, enggal menikamkan dhuwungipun datheng dhadha Sri Tanjung. Rah memercik saking badan Sri Tanjung uga pejah saknalika. Jisim Sri Tanjung enggal diceburkan datheng lepen uga lepen ingkang keruh punika berangsur-angsur dados bening kados kaca mawi ndhawahaken ambet harum, ambet arum. Patih Sidopekso terhuyung-huyung, dhawah uga piyambakipun dados linglung, tanpa piyambakipun elingi, piyambakipun menjerit “Banyu….. … arum…………… . Banyu arum … ..” Banyuwangi lair saking bukti tresna semah ing semahipun. Tokoh sejarah benten piyambakipun Minak Djinggo, satiyang Adipati saking Blambangan ingkang memberontak majeng keraton Majapahit uga saged ditumpas dening kengkenan Majapahit, yaiku Damarwulan. Nanging sayektos nami Minak Djinggo sanesa nami sejatos saking adipati Blambangan. Nami kesebat dipunsukakna dening sakunjukan kalangan istana Majapahit dados wujud olok-olok dhateng Brhe Wirabumi ingkang pancen putra prabu hayam wuruk saking selir. Kunjuk masyarakat Blambangan, cerios Damarwulan mboten berdasar. Cerios niki namung bentuk propaganda Mataram ingkang mboten nate kedadosan nyuwasani wilayah Blambangan ingkang kala punika disokong dening keraton hindu Mengwi ing Bali. Legenda bahasa jawa asal usul Banyuwangi.
MuwafaqohNi'amillah, Bilqis Anissatus Salsabila, Putri Wahyu Hutami SEMARANG, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah mengadakan Lokakarya Penulisan dan Penerjemahan Cerita Anak pada Senin (1/08). Lokakarya tersebut merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Penerjemahan. Kegiatan berlangsung di Hotel
75% found this document useful 4 votes14K views4 pagesDescriptionCerita rakyat terbaik di IndonesiaCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?75% found this document useful 4 votes14K views4 pagesNaskah Drama Asal Usul Kota BanyuwangiJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Bahasayang digunakan para pemain adalah bahasa Jawa seperti pada pertunjukan ketoprak. Sedangkan unsur lokal yaitu Banyuwangi dapat dilihat dari cerita yang diadopsi, tari-tarian, dan lagu daerah. Bahasa Osing juga digunakan pada bagian tertentu seperti pada saat bagian komedi dan pisowanan, yaitu bagian ratu untuk menyanyi dan menari.
Contoh Narrative Text Tentang Cerita Rakyat Banyuwangi Dalam Bahasa Inggris Dan Artinya - Banyuwangi adalah sebuah nama Kabupaten di Jawa Timur, nama tempat ini berasal dari Legenda setempat. Lalu apa sih itu Narrative Text? Jadi, Narrative Text adalah suatu cerita yang memiliki rangkaian peristiwa kronologis yang saling terhubung. Tujuan dari Narrative Text adalah untuk menghibur pembacanya. Dan tentunya cerita binatang yang satu ini merupakan salah satu dari Narrative Text. Sepertinya tidak asing lagi mendengar cerita rakyat Banyuwangi namun apakah kalian tau mengapa dinamakan Banyuwangi atau Banyu dalam artian “Air” berarti Banyu yang wangi? Ya mungkin bisa jadi. Google Image - Contoh Narrative Text Cerita Rakyat Banyuwangi Bahasa Inggris Nah untuk itu, agar lebih jelasnya mari kita pelajari Contoh Narrative Text Tentang Cerita Rakyat Banyuwangi Dalam Bahasa Inggris Dan Artinya, dan mempermudah kalian semuanya tentunya sudah dalam bahasa inggris plus artinya, mari kita simak the legend of "Banyuwangi" Narrative Text singkat dibawah ini Contoh Narrative Text Cerita Rakyat Banyuwangi Bahasa Inggris FolkloreBanyuwangi Folklore Once upon a time, in eastern part of Java Island, there was a kingdom ruled by a king. The king’s name was Prabu Menak Prakoso. One day, Prabu Menak and his soldiers invaded the kingdom of Klungkung in Bali. The king of Klungkung was killed, yet his daughter, Made Surati, and his son, Agung Bagus Mantra, were able to escape and hide in the jungle. Prabu Menak Prakoso had a son named Raden Banterang. He was such a handsome young man. One day, Raden Banterang went to the jungle for hunting. It was in the jungle that Raden Banterang met Made Surati. She was then taken to Blambangan to be his wife. Raden Banterang and Made Surati enjoyed a happy life in the Palace. When Raden Banterang was hunting one day, Made Surati was surprised by the arrival of a dirty beggar asking for her pity. The princess was surprised to find that the beggar was her older brother, Agung Bagus Mantra. She promptly squatted and embraced her brother’s legs. However, her great respect of her brother was not well accepted. Instead, Agung Bagus Mantra asked his sister to kill Raden Banterang. But such a request was rejected. He was very angry with her and came up with a sly idea to slander her. Slowly but surely, Agung succeeded in convincing Raden Banterang that his wife had been involved in a scandal with another man. Asking for compassion, Made Surati tried to tell the truth and denied her husband’s accusation. Hearing his wife explanation, the king became angrier and angrier. As a proof of her sacred love, she asked her husband to kill her. As her last request, she asked her husband to throw her dead body into the river. She said that if the water in the river smelled terrible, it meant that she had ever been sinful. But if it smelled fragrant, it meant that she was innocent. Raden Banterang who was unable to control his emotions soon stabbed his kerĂs dagger into his wife’s chest. She died instantly. The dead body of Made Surati was quickly thrown into the dirty river. Raden Banterang was shocked to see the river suddenly become clean and as clear as glass with a fragrant smell. Raden Banteraflll screamed crazily and regretted his deed. He walked unsteadìly and fell into the river screaming, “Banyu… Wangì… Banyuwangi!” This means “fragrant water”. ArtinyaCerita Rakyat Banyuwangi Pada jaman dahulu, di bagian timur pulau jawa, ada sebuah kerajaan yang diperintahan oleh seorang Raja. Nama raja tersebut adalah Prabu Menak Prakoso. Suatu hari, Prabu Menak dan tentaranya menginfasi kerajaan Klungkung di Bali. Raja Klungkung terbunuh, akan tetapi Anak perempuannya, Made Surati dan saudara laki lakinya, Agung Bagus Mantra, dapat melarian diri dan bersembungi di hutan. Baca Juga Contoh Narrative Text Pendek tentang Malin Kundang Terbaru dan Artinya Prabu Menak Prakoso mempunyai anak laki laki yang bernama Raden Banterang. Dia sangat tampan. Suatu hari Raden Banterang pergi ke hutan untk berburu. Ini adalah hutan dimana Raden Banterang bertemu degan Made Surati. Dia dibawa ke Blambangan untuk menjadi istrinya. Raden Banterang dan Made Surati menikmati kehidupannya di istana kerajaan. Ketika Raden Banterang sedang berburu, Made Surati sangat terkejut oleh kedatangan seorang pengemis kotor meminta belas kasihan. Putri itu terkejut menyadari bahwa pengemis itu adalah kakaknya. Agung Bagus Mantra. Dia dengan segera memegang kaki dari pengemis tersebut dan memeluk kaki kakaknya tersebut. Akan tetapi, rasa hormat kakanya tidak diterima dengan baik. Malahan, Agung Bagus Mantra meminta saudara perempuannya untuk membunh Raden Banterang. Akan tetapi Permintaan itu ditolak oleh Made Surati. Agung Bagus Mantra sangat marah padanya dan mempunyai ide untuk memfitnahnya. Secara pelan, Agung berhasil meyakinkan Raden Banterang bahwa istrinya telah terlibat skandal dengan laki-laki lain. Sambil meminta ampun, Made Surati mencoba untuk mencoba menceritakan kebenaran dan menyangkal tuduhan suaminya. Mendengar penjelasan dari istrinya, Raja menjadi semakin marah dan marah. Sebagai bukti cinta sucinya, dia meminta suaminya untuk membunuhnya. Sebagai permintaannya, Made Surati meminta suaminya untuk melempar jasadnya ke dalam sungai. Made Surati mengatakan jika air berubah di sungai berbau tidak enak, berarti dia telah berbohong. Akan tetapi jika baunya harum, itu berarti bahwa dia tidak bersalah. Raden Banterang yang tidak dapat mengendalikan emisinya dengan segera menusuk kerisnya kedalam dada istrinya. Dia mati secara tiba tiba. Jazad dari Made Surati dengan segera dilemparkan ke dalam air yang kotor. Raden Banterang terkejut melihat Sungai tiba tiba menjadi bersih dan sebening kaca dengan bau harum. Raden Banterang menjerit dengan gila dan menyesalinya. Dia berjalan ke dalam air sambil berteriak “ Banyu.... Wangi.... Banyu wangi!” yang berarti Air yang harum.
Jawaban(1 dari 8): Bahkan untuk jawa timur aja ada beberapa pecahan lagi, mungkin peta ini cukup mampu menjelaskan. Berikut ini adalah beberapa istilah khas yg sering dipakai dan melekat pada wilayah tersebut. 1. Bahasa osing, banyak digunakan di daerah Banyuwangi (warna merah muda, riko sebuta
Banyuwangi adalah nama sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia memiliki cerita asal usul dari sebuah Legenda Banyuwangi yang akan diceritakan dalam bahasa inggris ini. Banyuwangi terletak di bagian timur pulau Jawa, di samping Bali memiliki. Di antara Banyuwangi dan pulau Bali terdapat Selat Bali yang memisahkan keduanya. Budaya Banyuwangi adalah budaya yang unik karena merupakan perpaduan antara budaya Jawa, Bali dan Madura. Berikut adalah legenda Banyuwangi dalam bahasa inggris tentang cerita asal mula of Banyuwangi Long time ago Banyuwangi was called Blambangan. It was a kingdom under a wise king who had a handsome and smart son. Raden Banterang was his name. He liked hunting very much. He often went to forest around Blambangan to hunt for animals. One day when he was in a forest he saw a deer. He chased it and the deer ran deeper into the forest. His horse was so good and strong that he left his guards behind. Unfortunately he lost the deer. As he took a rest under a big banyan tree suddenly a lovely lady appeared in front of him. Raden Banterang was very surprised to see a beautiful girl alone in the forest. He was suspicious that she was not a human being. So he asked her. Excuse me lovely lady, do you live around here?’No, I don’t. I’m from Klungkung, Bali. My name is Surati. I’m a princess, the daughter of the king of Klungkung. I need your help’I will gladly help you, but please tell me what your problem is’I’m in danger. There was a rebellion in Klungkung. The rebel killed my father but I could escape. My guards took me here but I lose them. Now I’m alone. I don’t know where to go. I have no relative here. Please help me’You are coming to the right person. I’m prince Banterang from the kingdom of Blambangan. I will protect you. Please come with me.’Then Raden Banterang took Surati home. He fell in love with her and then several months later he married her. One day when Surati was in the street he met a man. The man called him. Surati, Surati’She was surprised to realize that the man was her brother Rupaksa. Rupaksa told her that it was Raden Banterang who killed their father. He came to Blambangan to take revenge and asked surati to join him. Surati was shocked but she refused to join. I’m really shocked to hear the news. But I’m not sure. Raden Banterang is now my husband. He’s very kind to me. He never hurts me. He’s protecting me. As a good wife I will never betray him. It is my duty to serve him.’But he killed our father’.It is hard for me to believe it. When I met him he was here, not in Klungkung’ Rupaksa was disappointed with her sister. He was also very angry to her. OK then. I have to go now. But please keep my head dress. Put it under your pillow’ Rupaksa gave his head dress to his sister Surati. To respect her older brother Surati put it under her pillow. Several days later Raden Banterang was hunting in a forest when he met a man that looked like a priest. The man greeted him politely. Then he said something. Your life is in danger. Someone has an evil intention to you’ Who is he?’“Your wife Surati’“Surati? How do you know?’I am a priest. I have clear spiritual vision. I just want to save you. Search her room. If you find a head dress under her pillow then my words are correct. It is from a man who will help her kill you’Thank you your Holiness’Raden Banterang was shocked. He was very angry to his wife then he immediately went home. When he got to the palace he immediately searched Surati’s bed room. As he found the head dress under her pillow he was sure that the priest was right. You are unfaithful wife. I know that you want me dead. This is the evidence. This is from a man who will help you kill me. Tell me who he is’Surati was shocked and cried.It is my brother’s head dress. I met him several days ago when you went hunting. He gave me his head dress and told me to put it under my pillow. So I put it there to respect him. It is him who want to kill you, not me’But Raden Banterang did not trust her. He gave her a death sentence. He took his wife to a river bank as he would stab his wife and throw her body into the river. Before I die, let me say a few words’Please do’After I die, just throw my body into the river. If the water become dirty and smelly, it means that I am guilty. But if the water become clear and fragrance come out of it, it means that I am innocence’.Then as Raden Banterang would stab her wife with a kris Surati threw herself into the river. Amazingly the water became clear and fragrance came out of it. Surati was innocent! Raden Banterang regretted his emotional behavior. Since then on he changed the name of his kingdom into Banyuwangi. Banyu means water and Wangi means yang dapat dipetik dari Legenda Banyuwangi dalam bahasa inggris diatas ialah janganlah mudah percaya pada seseorang. Emosi sesaat bisa membutakan pikiran kita, bahkan sampai menimbulkan tindak yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain di sekitar. Kajilah terlebih dahulu apa yang kita dapat, lalu bertindak secara rasional merupakan jalan keluar terbaik dari masalah yang kita hadapi. Legenda banyuwangi dalam bahasa inggris ini meski singkat tapi penuh makna
Denganmemanjatkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul "Mengenal Suku Jawa" dengan lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman - teman
Banyuwangi merupakan sebuah kota yang terletak di bagian ujung Jawa Timur. Lokasinya dikelilingi oleh pantai dan lautan serta berbatasan langsung dengan Selat Bali. Banyuwangi terkenal sebagai kota dengan banyak hal mistis. Selain itu, Banyuwangi juga terkenal dengan cerita rakyat Asal Usul Banyuwangi. Mau tahu seperti apa cerita rakyat Asal Usul Banyuwangi yang terkenal dan bahkan dipercaya secara turun temurun itu? Di sini kita akan mengisahkannya untuk Anda! Zaman dahulu kala di pantai timur pulau Jawa, terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Menak Prakosa. Raja tersebut memiliki seorang putra bernama Raden Banterang. Raden Banterang, putera raja ini memiliki paras yang tampan. Perawakannya pun gagah perkasa seperti ayahnya. Hanya saja, tak seperti parasnya yang tampan sikapnya kurang baik. Ia merupakan seorang anak yang mudah marah. Ia juga sulit untuk mengendalikan dirinya. Jika ia memiliki suatu keinginan dan tak ada orang yang melaksanakan keinginannya tersebut, ia tak segan membanting barang di sekitarnya dan memberi orang yang diperintahnya tersebut hukuman berat. Suatu hari, Raden Banterang pergi melakukan perburuan di hutan bersama para pengawalnya. Setelah merasa lelah dalam perburuan, ia memutuskan beristirahat. Di sela waktu istirahatnya, karena ingin membersihkan diri maka Raden Banterang pergi ke sebuah sungai seorang diri. Setelah sampai di pinggir sungai, ia melihat sesosok gadis cantik yang sedang duduk termenung. Raden Banterang pun memberanikan diri menghampiri gadis tersebut mulai membuka percakapan dengannya. “Hai, gadis cantik, siapakah gerangan dirimu? Apa yang kau lakukan seorang diri di sini dan di mana rumahmu?” Dengan sedikit terkejut namun tetap sopan, gadis tersebut pun menjawab pertanyaan itu. “Nama hamba Surati. Hamba adalah putri Raja Klungkung. Hamba di sini untuk berlindung dari kejaran prajurit yang menyerang kerajaan hamba. Sementara ayah hamba telah gugur jauh – jauh hari karena pertempuran tersebut”. Mendengar cerita gadis tersebut, Raden Banterang merasa iba bercampur rasa bersalah. Terlebih karena ia tahu bahwa kerajaan yang menyerang kerajaan Klungkung adalah kerajaannya. Bahkan sebelum Raden Banterang pergi, ayahnya pun memberikan kabar Bahagia bahwa kerajaan Klungkung berhasil dikalahkannya. Itu artinya, ayah Surati terbunuh oleh prajurit dari kerajaannya. Raden Banterang pun membawa Surati pergi ke istananya. Hari demi hari mereka bersama, Raden Banterang semakin dibuat jatuh cinta oleh Surati. Pun halnya dengan Surati. Hingga tiba suatu hari dimana Raden Banterang melamar Surati dan gadis cantik itu menerima lamaran sang putera raja. Mereka pun akhirnya menikah. Semua rakyat tentu bergembira dengan pernikahan tersebut. Suatu hari di waktu sore, ketika Surati sedang berjalan di luar istana kemudian ia tak sengaja bertemu seorang laki – laki dengan baju compang – camping. Surati merasa mengenalnya dan ia berteriak, “Kakak!”. Surati pun memeluk laki – laki itu. “Adikku” ungkap laki – laki tersebut dengan mata berkaca – kaca. “Aku percaya kakak masih hidup meski sebelumnya aku berpikir keluargaku tak ada yang tersisa” kata Surati dengan nada sedih. Kakaknya juga berkata, “Surati, syukurlah dewata masih melindungiku dan memberi kehidupan untukku. Hanya saja, apakah kau tidak tahu bahwa kau menikah dengan anak raja yang menyerang kerajaan kita?” Mendengar hal tersebut, Surati sedikit terkejut. Kakaknya menimpali lagi, “Maukah kau membantuku balas dendam dengan kerajaan orang yang memporak – porandakan kerajaan kita dan membunuh ayah kita Surati?” Mendengar hal tersebut, Surati tidak percaya dan dengan tegas menolak permintaan kakaknya. “Maaf kak, aku tidak bisa karena bagaimanapun juga pria itu sekarang sudah menjadi suamiku dan ia memperlakukanku dengan sangat baik”. Kakak Surati pun pergi meninggalkan adiknya dengan perasaan kecewa. Namun hal tersebut juga dirasakan oleh Surati, merasa bersalah. Hidup Surati dengan suaminya, Raden Banterang masih baik – baik saja. Hingga tiba suatu hari ketika Raden Banterang berburu di hutan, kemudian ia dihampiri oleh pengemis compang – camping. Pengemis tersebut mengatakan sesuatu kepada Raden Banterang. “Maaf Raden, jika hamba yang hina ini mengganggu kesenanganmu. Tadi pagi, hamba melihat Tuan Putri bercakap – cakap dengan kakak kandungnya yang ternyata adalah putera kerajaan Klungkung. Kerajaan yang diserang dan digulingkan kekuasaannya oleh kerajaan Raden. Sepertinya, Raden harus berhati – hati dengan istri Raden sendiri karena ia merencanakan balas dendam”. Raden pun menjawab, “Apa? Ta, tapi tidak mungkin istriku seperti itu. Dia gadis yang sangat baik” “Dendam bisa membuat murka dan siapa pun menjadi berubah dari sifat aslinya, Raden”. Pengemis compang – camping tersebut pun menimpali lagi, “Jika Raden tidak percaya perkataan hamba, pergilah pulang dan lihat di bawah bantal istri Raden ada sebuah keris Kerajaan Klungkung”. Mendengar hal itu, Raden Banterang pun pulang. Ia segera melihat di bawah bantal sang istri dan ternyata benar ada keris Kerajaan Klungkung. Ia pun segera mencari Surati dengan perasaan marah. Tanpa mendengar penjelasan Surati, Raden Banterang yang masih sangat marah menyeret istrinya itu ke tepi sungai. Ia pun segera menghakimi Surati saat itu juga. “Kau, istri tak tau diuntung mengakulah! Kau ingin balas dendam padaku bukan?”“Aa, apa maksudmu suamiku?” Surati masih tidak mengerti. Raden Banterang pun menjelaskan apa yang dikatakan pengemis tua kepadanya. Ia membenarkah bahwa dirinya adalah puteri Kerajaan Klungkung. Tapi dirinya tidak berniat balas dendam sama sekali. Hanya saja, suaminya itu tidak percaya kepadanya. Surati pun berkata pada suaminya, “Baiklah kalau kau tidak percaya padaku. Sekarang coba lihat sungai itu. Jika ketika aku melompat ke sana baunya harum artinya aku tidak berbohong. Namun jika ketika aku melompat ke sana baunya busuk, artinya aku berbohong”. Tak butuh waktu lama, Surati segera melompat ke sungai itu. Benar saja, bau sungai menjadi harum dan itu menandakan Surati tidak berbohong. Raden Banterang yang tersulut emosi tentu sangat menyesal dengan perbuatannya yang tidak mendengar penjelasan istrinya itu. Dari sanalah kota itu kemudian dikenal dengan nama Banyuwangi atau dalam bahasa Indonesia berarti air harum. Pria pengemis compang – camping yang memberikannya informasi tentang Surati adalah kakak Surati sendiri. Kakak Surati pun menyesal bahwa apa yang dilakukannya ternyata membuat adiknya sendiri terbunuh. Ia juga meminta maaf kepada Raden Banterang atas perbuatannya itu. Pesan moral Dari cerita rakyat Asal Usul Banyuwangi tersebut, banyak pesan moral yang kita bisa petik bahwa Amarah dan balas dendam bukan suatu penyelesaian masalah yang baik. Amarah dan balas dendam hanya akan membuat diri kita merugi dan orang lain yang tidak bermasalah menanggung akibatnya. Bahkan amarah dan balas dendam juga hanya akan menimbulkan masalah baru. Jadi kendalikan amarah dan hilangkan niat untuk balas dendam jika ada di antara Anda yang memiliki rasa kesal dan marah dengan seseorang. Ada cerita rakyat dari Jawa Timur lainnya? Baca Cerita Rakyat Sungai Brantas di Kediri Jawa Timur Baca juga Cerita Rakyat Jawa Timur Paling Terkenal dan Punya Pesan Moral Bagus Demikian sedikit informasi yang kami dapat bagikan terkait cerita rakyat Asal Usul Banyuwangi. Semoga cerita rakyat kali ini menambah informasi dan pengetahuan Anda.
UuFlwy. pocza9y7oy.pages.dev/45pocza9y7oy.pages.dev/125pocza9y7oy.pages.dev/249pocza9y7oy.pages.dev/395pocza9y7oy.pages.dev/143pocza9y7oy.pages.dev/232pocza9y7oy.pages.dev/79pocza9y7oy.pages.dev/350pocza9y7oy.pages.dev/104
cerita banyuwangi dalam bahasa jawa